Orang-orang yang Mengklaim Dirinya Gamer Cenderung Rasis dan Seksis

Penelitian tersebut menyebut ini adalah bentuk gangguan mental

Orang-orang yang Mengklaim Dirinya Gamer Cenderung Rasis dan Seksis

Sebagai seseorang yang memang suka bermain game dan bahkan menjadi sebuah rutinitas, tentu tidak ada keraguan untuk melabeli diri sendiri sebagai seorang ‘gamer’.

Karena toh status gamer tidak memiliki sifat offensive apapun dan hanya sebagai pernyataan bahwa kita bangga dengan hobi yang kita lakukan selama ini.

Sayangnya status gamer yang tidak bersalah tersebut ternyata kini mulai tercoreng. Karena dalam penelitian yang baru dilakukan mengungkap bahwa orang-orang yang mengklaim gamer ternyata cukup bermasalah.

Dalam penelitian yang oleh organisasi advokasi kesehatan mental, Take This menunjukkan bahwa gaya komunikasi ‘toxic’ telah lama menjadi bagian dari komunitas video game.

Penelitian tersebut menggali lebih dalam mengenai potensi ‘peleburan identitas’ yang dilakukan oleh para gamer antara persona mereka di dalam komunitas game dan dunia nyata.

Hal tersebut diyakini disebabkan karena para individu ini merasa ada keselarasan yang mendalam terhadap kelompok gaming-nya yang akhirnya terbawa ke kehidupan nyata.

Maka dari itu banyak sifat-sifat negatif seperti rasisme, seksisme, dan misogini menjadi sifat yang banyak terefleksi di komunitas gamer.

Beberapa sifat yang terbawa oleh para gamer ke kehidupan nyata antara lain adalah persaan kesepian, menghindari keterikatan, dan juga kecemasan dalam menjalin hubungan.

Jenis game juga ternyata mempengaruhi bagaimana individu ini bertindak, karena di game kooperatif seperti Minecraft mereka cenderung lebih sosial ketimbang game kompetitif seperti COD.

Namun perlu digarisbawahi bahwa penelitian ini menggunakan variabel yang sangat terbatas, bahkan sang peneliti menegaskan bahwa dirinya hanya meneliti gamer dari Amerika Serikat saja.

Penelitian ini juga tidak dilakukan pada genre game yang lebih luas, sekaligus tidak dilakukan pada platform-platform komunikasi antar gamer seperti Discord dan Twitch.

Maka dari itu, hasil penelitian ini diharapkan tidak digunakan untuk menyerang komunitas gamer secara keseluruhan. Karena dirinya sebenarnya ingin menyoroti kelompok yang tumbuh tersebut.

 

Exit mobile version