SpaceX Meluncurkan Satelit SES 18 dan SES 19 untuk Meningkatkan Koneksi Internet 5G
SpaceX meluncurkan roket keduanya kemarin, menjelang malam waktu timur, untuk mengirimkan satelit SES 18 dan SES 19 untuk perusahaan konektivitas Eropa, SES S.A.
Meluncurnya roket Falcon 9 tersebut merupakan misi ke-19 SpaceX pada tahun ini.
Hal ini terjadi sedikit lebih dari empat jam setelah booster Falcon 9 lainnya meluncur dari Pangkalan Angkatan Antariksa Vandenberg di Florida dengan membawa 51 satelit Starlink.
Namun, berbeda dengan misi Starlink, satelit ini ditempatkan di orbit yang lebih tinggi, dengan penempatan satelit terjadi sekitar empat puluh menit setelah peluncuran.
Peluncuran SES kemarin merupakan peluncuran kesembilan SpaceX untuk SES, sebagai lanjutan kerjasama antar kedua perusahaan itu.
Seperti yang dikatakan presenter SpaceX, Kate Tice, livestream berlangsung, SES adalah pelanggan pertama SpaceX yang mempercayakan Falcon 9 dengan satelit komersial yang berharga dan diluncurkan menuju orbit.
Ini juga merupakan perusahaan pertama yang meluncurkan satelit dengan menggunakan Falcon 9 bekas.
Falcon 9 meluncurkan satelit SES 18 dan SES 19 ke orbit transfer geosinkron, tepat waktu pada pukul 7:38 malam waktu setempat dari Stasiun Angkatan Antariksa Cape Canaveral di Florida.
Karena peluncuran terjadi pada malam hari, latar belakang roket Falcon 9 berubah menjadi hitam ketika semua sembilan mesin Merlin 1D-nya dinyalakan untuk peluncuran.
Peluncuran terbaru SpaceX untuk SES menandai misi kesembilannya untuk perusahaan satelit tersebut.
Satelit baru yang diluncurkan hari ini akan menjangkau Amerika Serikat dan memberikan pengguna koneksi internet generasi kelima (5G).
SES 18 dijadwalkan akan mulai beroperasi pada Juni dan menggantikan satelit yang sudah ada dalam konstelasi SES.
Satelit lainnya, SES 19, akan dicocokkan dengan satelit SES 22 yang diluncurkan pada 135 derajat bujur barat oleh SpaceX tahun lalu dan merupakan peluncuran sebelumnya untuk perusahaan satelit Eropa.
Dalam komunikasi satelit, cocokan merujuk pada penempatan dua satelit yang saling berdekatan di orbit sehingga terlihat seperti satu unit bagi stasiun darat.
Peluncuran kemarin adalah peluncuran SES terakhir untuk memanfaatkan spektrum C band di Amerika Serikat.
Saat roket terbang menjauh, kamera di darat terus melacak penerbangan roket tersebut.
Mereka menangkap roket terbang dengan kecepatan luar biasa sekitar 8.221 kilometer per jam, ketika mesin utama mati dan proses pemisahan berlangsung.