Buat kalian yang penggemar game mobile tentunya kenal dengan salah satu raksasa di industri video game. Siapa lagi kalau bukan Tencent, melalui game tersukses mereka yaitu Honor of King serta PUBG Mobile mampu meraih pundi-pundi harta yang tidak sedikit.
Namun melalui beberapa laporan belakangan ini kabarnya perusahaan asal China tersebut sedang tidak baik-baik saja.
Melalui annual meeting Tencent beberapa waktu yang lalu, sang co-founder dan CEO Pony Ma menyebut bahwa bisnis game mereka, yang memberikan sumbangsih sebesar 30% pendapatan kepada perusahaan teknologi ini, sedang tidak berperforma sesuai dengan harapan alias underperformed karena persaingan yang ketat tahun lalu.
“Gaming adalah bisnis andalan kami… tapi tahun lalu, kita menghadapi tantangan yang signifikan,” Sebut ma, melalui Reuters. “Kita sedang mengalami kekalahan, dimana kompetitor kita mampu terus merilis produk baru, membuat kita merasa tidak mencapai sesuati.”
Meski Honor of Kings dan PUBG Mobile masih mendominasi, Ma menyebutkan bahwa game terakhir Tencent tidak memenuhi ekspektasi yang mereka mau.
Menurut data terbaru yang dirilis Newzoo pada bulan November, Tencent masih menjadi publisher dengan revenue terbesar pada pada awal 2023.
Meski mengalami penurunan year-on-year sebesar 3.6%, revenue Tencent pada pertengahan tahun telah mencapai 15.4 milyar USD.
Hal ini menempatkan Sony di posisi kedua dengan 8 milyar USD dan Apple pada 6.9 milyar USD.
Penurunan ini juga nampaknya ditengarai akibat kebijakan terbaru regulator industri game di China yang membatasi pembelian game online, membuat Tencent dan NetEase hampir kehilangan 80 Milyar USD market value bulan lalu.
Namun hal ini sepertinya mulai mereda mengingat draft aturan yang mereka tampilkan nampaknya mulai ditarik dari website pemerintah china, yang membawa dugaan bahwa mungkin aturan ini akan dilonggarkan untuk perusahaan video game nantinya.