Unity Technologies, perusahaan di balik mesin gim video populer, Unity, baru-baru ini menjadi sorotan media setelah membatalkan pertemuan kota dan menutup dua kantornya sebagai respons atas ancaman kematian yang dianggap kredibel.
Ancaman ini muncul hanya beberapa hari setelah perusahaan tersebut mengumumkan model bisnis baru yang kontroversial dan banyak disebut sebagai predator terhadap pengembang gim.
Dilaporkan oleh Bloomberg, CEO Unity, John Riccitiello, yang membuat keputusan tersebut setelah menerima apa yang dianggap perusahaan sebagai ancaman kematian yang kredibel. Riccitiello kemudian membatalkan pertemuan perusahaan yang sudah dijadwalkan dan mengumumkan bahwa kantor perusahaan di San Francisco, California, dan Austin, Texas, akan ditutup selama sisa hari tersebut.
Kabar ini datang hanya beberapa hari setelah Unity Technologies mengumumkan bahwa mereka akan menerapkan biaya runtime pada studio mulai 1 Januari 2024. Biaya ini, menurut Unity, didasarkan pada jumlah kali gim yang dibuat dengan mesin Unity diinstal, dengan studio membayar mulai dari $0,01 hingga $0,20 per instalasi setelah mencapai ambang tertentu.
Pengembang gim dengan cepat menyoroti bahwa kebijakan baru Unity ini melanggar kesepakatan sebelumnya, kurang transparan, dan bisa menghancurkan secara finansial banyak studio.
Sejak pengumuman tersebut, pengembang-pengembang mulai membuat rencana untuk mengajukan gugatan class-action terhadap Unity. Selain itu, beredar kabar bahwa ada perpecahan yang semakin besar di dalam perusahaan ini.
Dalam postingan X yang sudah dihapus, seorang karyawan menyatakan bahwa tim mereka sudah “berkomunikasi secara ekstensif secara internal tentang betapa buruknya ini akan diterima. Menekankan kesederhanaan dan FAQ yang lengkap yang menguraikan semua kasus-kasus khusus.”
Kontroversi ini mengungkapkan ketegangan antara perusahaan pengembang gim dan penyedia mesin gim, serta menyoroti pentingnya transparansi dan komunikasi yang baik dalam industri ini.
Banyak yang berharap bahwa Unity Technologies akan merenungkan ulang kebijakan barunya dan berusaha mencari solusi yang lebih menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat.